Bagi para pria yang tertarik dengan warisan budaya dan senjata tradisional Indonesia, khususnya dari Pulau Kalimantan, dohong adalah salah satu yang memiliki nilai sakral dan status sosial yang tinggi. Lebih dari sekadar senjata tradisional untuk berperang, dohong adalah simbol kekuasaan, kebangsawanan, dan penghormatan kepada leluhur bagi sebagian suku Dayak. Mari kita mengenal lebih dekat senjata tradisional yang istimewa ini.
Dohong adalah senjata berbilah lurus, tipis, dan panjang, seringkali terbuat dari besi berkualitas tinggi. Panjang bilahnya bervariasi, bisa mencapai 50 hingga 80 sentimeter. Ciri khas dohong terletak pada bentuknya yang ramping dan elegan, serta hiasan-hiasan yang seringkali terdapat pada bilah maupun hulunya (pegangan). Hulu dohong biasanya terbuat dari kayu keras atau tanduk, seringkali diukir dengan motif-motif leluhur atau символы kekuasaan. Sarung (kumpang) dohong juga dibuat dengan hati-hati dari kayu dan seringkali dihiasi dengan ukiran atau anyaman yang rumit.
Sejarah penggunaan dohong di Kalimantan erat kaitannya dengan статус sosial dan ritual adat. Senjata tradisional ini tidak sembarangan dimiliki, melainkan menjadi атрибут para kepala suku, tokoh adat, atau prajurit pilihan. Dohong seringkali diwariskan turun-temurun dan dianggap memiliki kekuatan spiritual yang berasal dari leluhur. Pada masa lalu, dohong digunakan dalam upacara-upacara penting, seperti sumpah setia, pelantikan kepala suku, atau sebagai bagian dari perlengkapan perang para pemimpin. Menurut catatan seorang peneliti sejarah Kalimantan yang melakukan studi tentang artefak kuno pada tahun 2024 dan dipublikasikan pada tanggal 1 Juni 2025, penemuan dohong di situs-situs археологис seringkali mengindikasikan adanya tokoh penting atau pemimpin di wilayah tersebut.
Selain fungsi simbolis dan ritual, dohong juga memiliki nilai seni yang tinggi. Keindahan bilahnya yang ramping, ukiran pada hulu dan sarungnya yang detail, mencerminkan keahlian para pengrajin senjata tradisional Kalimantan. Motif-motif yang sering dijumpai pada dohong memiliki makna filosofis yang mendalam, terkait dengan космология dan kepercayaan suku Dayak. Pada sebuah pameran senjata tradisional Kalimantan yang diadakan di Palangkaraya pada tanggal 20 hingga 25 Mei 2025, berbagai jenis dohong dengan hiasan yang berbeda-beda dipamerkan sebagai representasi dari warisan budaya yang adiluhung. Seorang tokoh adat dari suku Dayak Ngaju bernama Bapak Tamanggung Jaya menjelaskan bahwa dohong bukan hanya senjata tradisional, tetapi juga representasi визуа dari identitas dan sejarah komunitas mereka.
Mengenal dohong lebih dekat bukan hanya tentang memahami sebuah senjata tradisional, tetapi juga tentang mengapresiasi struktur sosial, nilai-nilai spiritual, dan keindahan seni yang terkandung dalam warisan budaya suku Dayak di Pulau Kalimantan. Dohong adalah simbol kehormatan, kekuasaan, dan hubungan yang kuat dengan para leluhur.